Selamat Datang di situs Karya Andalas Logistik!

Sabtu, 15 September 2012

Berat Aktual VS Berat Volumetrik

Apa itu Berat Volumemetrik?
Apa bedanya dengan Berat Aktual atau Berat Sebenarnya?
Bagaimana cara menghitungnya? 

Dalam suatu forum online, ada seseorang yang bertanya dengan heran mengenai pengiriman barang. Ia mengirim barang melalui jasa ekspedisi kepada seorang customer (jualan melalui online shop). Berat barang yang dikirim tersebut tidak sampai 1 Kg, ternyata ketika harus membayar, ia ditagih biaya pengiriman untuk 2 Kg. Ada lagi seorang lain yang mengirim barang seberat 2,8 Kg ternyata dihitung 9Kg.

Pernahkah anda mengalami hal serupa dengan kejadian di atas? Nah, berikut ini penjelasannya.


Dalam pengiriman barang, ada 2 cara perhitungan berat barang. Yang pertama ialah dengan menghitung Berat Aktual dan yang kedua adalah dengan menghitung Berat Volumetrik.

Berat Aktual (Berat sesungguhnya)
Berat Aktual adalah berat yang didapat melalui hasil penimbangan, biasanya menggunakan satuan kilogram (Kg). Berat ini tentu menunjukkan berat sesungguhnya dari suatu barang. Apabila hasil penimbangan tidak menunjukkan bilangan bulat, maka pihak ekspedisi biasanya akan melakukan pembulatan ke atas dengan bilangan terkecil adalah 1 Kg.
Mis: Hasil penimbangan menunjukkan berat 24,8 Kg, maka akan dicatat sebesar 25Kg.

Berat Volumetrik (Berat Volume)
Berat Volumetrik adalah berat yang didapat dari hasil perhitungan dengan  menggunakan ukuran volume (dimensional) barang yang akan dikirim.
Dalam pengiriman udara digunakan rumus sebagai berikut:

Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm) : 6000
(dengan rumus di atas maka rasio nya adalah 1 cbm = 167kg)

 Sedangkan dalam pengiriman darat, digunakan rumusan sebagai berikut:

Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm) : 4000
(dengan rumus di atas maka rasio nya adalah 1 cbm = 250kg)

Cth: Pengiriman udara dengan ukuran Panjang 100cm, Lebar 40cm, dan Tinggi 30cm.
Maka Berat Volume/ Berat Volumetriknya adalah sbb:
100 x 40 x 30 : 6000 = 120 Kg
Apabila hasil perhitungan tidak menunjukkan bilangan bulat, maka biasanya pihak ekspedisi akan membulatkan ke atas, misal: hasil perhitungan adalah 68,72Kg. maka akan diperhitungan sebesar 69 Kg.
Lalu, bagaimana dengan pengiriman laut?
Untuk pengiriman laut, lazimnya menggunakan perhitungan per R/T (Revenue Ton) atau per W/M (Weight Measurement). Jadi akan digunakan mana yang lebih tinggi antara tonase dengan kubikasi. Umumnya menggunakan rasio 1 cbm (Cubic Meter) = 1 ton (1000Kg)
Cth: Dalam pengiriman laut, kiriman barang memiliki berat 2 ton dengan volume 3 cbm. harga per R/T atau per W/M adalah Rp 1.000.000,-
Maka, biayanya adalah 3 cbm x Rp 1.000.000,- = Rp 3.000.000,-
Sedangkan apabila kiriman tersebut memiliki berat 2 ton dengan  volume 1 cbm,
Maka biayanya adalah 2 ton x Rp 1.000.000,- = Rp 2.000.000,-

Sekarang kembali kepada perhitungan volumetrik. Lalu, kapankah biaya dihitung dengan menggunakan berat volumetrik? Berat volumetrik digunakan untuk menghitung kiriman yang ukurannya relatif besar namun bobotnya tidak terlalu berat.
Dalam menghitung biaya pengiriman darat atau udara, digunakan kedua cara perhitungan, baik berat aktual maupun berat volumetrik. Pihak ekspedisi akan menggunakan angka hasil perhitungan yang lebih besar.

Contoh 1: Dalam sebuah pengiriman udara, barang kiriman memiliki ukuran 50cm x 60cm x 80cm. Setelah di timbang, beratnya adalah 27 Kg. Biaya kirim per Kg adalah Rp 70.000,-
Maka, 50x60x80 : 6000 = 40 Kg
maka biayanya adalah 40 Kg x Rp 70.000,- = Rp 2.800.000,-


Contoh 2: Dalam sebuah pengiriman udara, barang kiriman memiliki ukuran 80cm x 30cm x 20cm. Setelah di timbang, beratnya adalah 12 Kg. Biaya kirim per Kg adalah Rp 70.000,-
Maka, 80x30x20 : 6000 = 8 Kg
maka biayanya adalah 12 Kg x Rp 70.000,- = Rp 840.000,-


Demikianlah cara perhitungan dalam menentukan biaya yang akan ditagihkan dalam pengiriman barang. Nah, meskipun tatacara perhitungan di atas adalah cara yang lazim digunakan dan sudah diterima luas serta diakui oleh ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia) kadangkala, ada beberapa pihak ekspedisi yang menggunakan cara atau komponen lain dalam menentukan biayanya. Selain itu, setiap pihak ekspedisi atau forwarding memiliki tagihan minimum. Ada yang 3 Kg, 5 Kg, 2 cbm, dan lain-lain. Karena itu, konfirmasikan dengan pihak ekspedisi atau forwarder anda untuk dapat memastikan bagaimanakah sistem perhitungan mereka.